Isi Buku “Jokowi’s White Paper” Karya Roy Suryo, Rismon & Tifa: Uji Digital Forensik dan 99,9% Palsu
garisberita.com – Jakarta, 19 Agustus 2025 – Buku kontroversial “Jokowi’s White Paper” karya Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan dr Tiffauzia Tiyassuma alias dr Tifa kini jadi sorotan publik. Diluncurkan dalam rangka “Kado Tercantik 80 Tahun Indonesia Merdeka”, buku setebal hampir 700 halaman ini mengklaim punya analisis mendalam soal dugaan ijazah dan skripsi Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.
Proses Awal & Inti Konten Buku
Buku ini bermula dari diskusi santai di kampus Terpadu UII yang memantik keingintahuan publik soal IPK Jokowi di bawah 2, lalu berkembang jadi penelitian serius. Saat itu hadir tokoh seperti Mahfud MD dan Buya Syafii Maarif, yang memicu kritik dari tokoh seperti Bambang Trimulyono dan Gus Nur — yang kemudian dikriminalisasi dan diceritakan dalam buku ini.
Roy bersama tim mendatangi UGM, bertemu Wakil Rektor Prof. Wening dan Arie Sujito, bahkan Roy mengaku “memegang langsung skripsi Jokowi” untuk menelitinya. Selain itu, mereka menyertakan penjabaran seputar Deklarasi HAM, pasal UUD 1945, dan UU Keterbukaan Informasi Publik sebagai kerangka legal argumentasi dalam buku.
Metode Ilmiah: Digital Forensik dan Behavioral Neuroscience
Rismon menyumbang analisis digital forensik lewat perbandingan ijazah Jokowi dengan sesama alumni UGM seperti Hari Mulyono, Pronojiwo, dan Srimurtiningsih. Dia mencatat sejumlah kejanggalan—termasuk watermark UGM yang repositioning-nya buruk serta tanda tangan pengesahan yang mencurigakan. Ia memakai metode RGB dan CMYK untuk membedah komposisi visual dokumen secara detail.
Sementara itu, dr Tifa menyuguhkan perspektif behavioral neuroscience untuk menelaah pola perilaku seseorang dan kaitannya dengan perilaku politik yang digambarkan, termasuk Jokowi. Pendekatan ini membawa nuansa “populer sains” ke dalam buku dengan cara yang mudah dicerna.
Kesimpulan Mengejutkan: “99,9% Palsu”
Poin yang paling disorot adalah kesimpulan mereka: skripsi Jokowi dinilai “99,9% palsu” dan “tidak mungkin menghasilkan ijazah asli”. Kesimpulan ini menjadi titik penting yang ingin membuka kontroversi sekaligus mencari kejelasan akademik dan integritas kampus UGM—kampus tempat mereka bertiga belajar.
Tim menyatakan bahwa mereka memakai judul “Jokowi’s White Paper” sebagai upaya membersihkan nama dan integritas UGM sebagai institusi pendidikan.
Penutup
Kontroversi, Ilmiah, dan Refleksi Publik
-
Buku ini menyajikan analisis digital dan neuroscience yang kuat, tetapi kontroversial—karena menyentuh tokoh nasional.
-
Peluncuran sempat batal di UC Hotel UGM karena dinilai politis, tapi tetap digelar di Coffee Shop UGM
-
Versi cetak eksklusif, reguler, dan e‑book akan dirilis akhir Agustus dan siap didistribusikan ke 25 negara
Refleksi & Harapan ke Depan
Semoga buku ini bisa jadi referensi penting untuk diskursus publik soal transparansi pendidikan, digital forensik, dan integritas akademik. Bagi pembaca dan akademisi, penting juga menyimak dengan netralitas—tanpa terburu menarik kesimpulan sebelum bukti diverifikasi secara independen.