Politik Global 2025: Rivalitas Kekuatan Besar, Peran ASEAN, dan Diplomasi Hijau

Politik Global

Pendahuluan

Tahun 2025 menjadi periode penuh dinamika bagi politik global. Dunia berada di tengah persaingan geopolitik intens antara Amerika Serikat, Tiongkok, Rusia, dan Uni Eropa. Di sisi lain, kawasan-kawasan strategis seperti Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika memainkan peran baru dalam percaturan internasional.

Politik Global 2025 juga diwarnai oleh meningkatnya isu-isu non-tradisional seperti perubahan iklim, keamanan siber, serta diplomasi digital. ASEAN dan negara berkembang berusaha memperkuat peran mereka di panggung internasional, tidak hanya sebagai penonton, tetapi juga sebagai penentu arah.


◆ Rivalitas Kekuatan Besar

Amerika Serikat vs Tiongkok

Dua kekuatan utama dunia ini tetap bersaing di berbagai lini: perdagangan, teknologi, militer, dan pengaruh politik. Asia Pasifik menjadi arena utama, terutama dalam isu Laut Cina Selatan dan Taiwan.

Rusia dan Barat

Rusia tetap berhadapan dengan blok Barat. Konflik di Ukraina membawa implikasi panjang terhadap hubungan internasional, sanksi ekonomi, dan diplomasi energi global.

Uni Eropa

UE berusaha memperkuat integrasi internal sekaligus memainkan peran sebagai mediator dalam rivalitas global. Uni Eropa juga gencar mendorong agenda lingkungan dan digitalisasi.


◆ Peran ASEAN dalam Politik Global

ASEAN sebagai pemain regional

Asia Tenggara semakin strategis, baik dari sisi geopolitik maupun ekonomi. ASEAN menjadi pusat perdagangan dunia sekaligus arena persaingan kekuatan besar.

Indonesia sebagai motor

Sebagai negara terbesar di ASEAN, Indonesia memainkan peran penting dalam diplomasi regional. Politik luar negeri bebas aktif tetap menjadi dasar, dengan penekanan pada stabilitas kawasan dan kerjasama ekonomi.

Tantangan ASEAN

  • Krisis Myanmar yang masih berlarut.

  • Rivalitas Laut Cina Selatan.

  • Kebutuhan digitalisasi dan green economy di kawasan.


◆ Diplomasi Hijau

Perubahan iklim sebagai isu global

Perubahan iklim menjadi isu prioritas. Politik hijau bukan lagi pilihan, tetapi kewajiban. Negara-negara berlomba menunjukkan komitmen nol emisi karbon.

Diplomasi iklim

Konferensi iklim internasional menjadi forum politik penting. Negara berkembang menuntut bantuan pendanaan dan teknologi untuk mencapai target emisi.

Green energy geopolitics

Negara kaya sumber daya energi terbarukan (panas bumi, angin, surya) kini mendapat perhatian global. Indonesia, Brasil, dan negara Afrika menjadi mitra strategis dalam transisi energi dunia.


◆ Politik Digital dan Siber

Keamanan siber

Serangan siber meningkat drastis pada 2025, menargetkan infrastruktur vital negara. Negara-negara berlomba memperkuat sistem pertahanan digital mereka.

Diplomasi digital

Platform digital seperti AI, blockchain, dan metaverse menjadi bagian dari politik internasional. Regulasi global atas AI menjadi isu perdebatan hangat.

Privasi dan data

Data menjadi “minyak baru” abad 21. Negara-negara berusaha menguasai arus data lintas batas, menciptakan aturan yang melindungi kedaulatan digital mereka.


◆ Isu Non-Tradisional

Migrasi global

Konflik, krisis iklim, dan ketimpangan ekonomi meningkatkan arus migrasi. Politik global 2025 menghadapi tantangan besar dalam mengelola pengungsi dan imigran.

Kesehatan global

Pasca pandemi, dunia lebih siap menghadapi potensi krisis kesehatan baru. WHO dan kerja sama internasional tetap vital.

Terorisme & radikalisme

Ancaman terorisme belum hilang. Namun, bentuknya bergeser ke radikalisasi digital dan ancaman siber.


◆ Masa Depan Politik Global

  • Multipolar dunia: kekuatan tidak lagi terpusat pada AS-Tiongkok, tetapi lebih tersebar.

  • Green diplomacy: diplomasi lingkungan jadi tolok ukur reputasi negara.

  • Digital politics: AI dan data menjadi instrumen politik utama.

  • Peran negara berkembang: semakin penting dalam menentukan arah politik dunia.

  • Kolaborasi internasional: meski ada rivalitas, kolaborasi tetap diperlukan dalam isu iklim, kesehatan, dan teknologi.


◆ Penutup

Politik Global 2025 mencerminkan dunia yang semakin kompleks: rivalitas kekuatan besar, peran baru ASEAN, serta meningkatnya diplomasi hijau dan isu digital. Meski penuh ketegangan, ada peluang besar untuk kolaborasi internasional demi menjaga stabilitas dan masa depan bersama.

Indonesia dan negara berkembang lainnya punya kesempatan emas untuk memperkuat peran mereka dalam percaturan politik global.


Referensi

  • Wikipedia: International relations

  • Wikipedia: Geopolitics