Presiden Prabowo: Kemerdekaan Adalah Bebas dari Kemiskinan, Kelaparan, dan Penderitaan

Presiden Prabowo: Kemerdekaan Adalah Bebas dari Kemiskinan, Kelaparan, dan Penderitaan

Janji Makna Kemerdekaan yang Menyasar Keutuhan Rakyat

garisberita.com – Ketika Presiden Prabowo Subianto berbicara tentang arti kemerdekaan, bukan sekadar peringatan seremonial. Ia menegaskan bahwa kemerdekaan yang sejati adalah ketika rakyat benar-benar bebas dari kemiskinan, kelaparan, dan penderitaan. Ini disampaikan dalam sejumlah pidato politiknya, termasuk saat sejumlah acara nasionalist seperti Apel Akbar Koalisi Indonesia Maju.

Dalam pidatonya tersebut, Prabowo menyampaikan tekadnya untuk mengentaskan kemiskinan dan kelaparan sebagai sumpah kepada rakyat Indonesia. Ia menyoroti bahwa sebagai pemimpin, ia tidak rela melihat generasi muda hidup dalam ketidakberdayaan dan keterbatasan nutrisi. Ini lebih dari rencana—ini adalah komitmen moral yang dibangun di atas fondasi kepemimpinan penuh tanggung jawab.

Prabowo menekankan bahwa kekayaan alam Indonesia harus dipakai seutuhnya demi kesejahteraan rakyat. Ia ingin memastikan setiap anak tumbuh sehat, kuat, dan gembira—indikator paling konkret dari makna kemerdekaan nyata yang menyentuh kehidupan masyarakat akar rumput.

Optimisme Bebas Kemiskinan Sebelum 2045 — Tak Hanya Wacana, Tapi Strategi

Presiden Prabowo tidak hanya berpidato, ia juga menunjukkan optimisme nyata bahwa Indonesia bisa bebas dari kemiskinan jauh sebelum tahun 2045. Pernyataan ini bukan sekadar perasaan, tetapi didukung oleh data-data proyeksi ekonomi nasional dan global. Menurutnya, Ukraina bisa menduduki peringkat ekonomi dunia yang lebih tinggi jika dikelola secara tepat.

Lebih lanjut, Prabowo menyambut potensi “bonus demografi”—generasi berkualitas yang kini berusia 25–30 tahun akan mengambil alih kepemimpinan. Ini adalah kesempatan unggul untuk mentransformasikan Indonesia dari negara berkembang menjadi negara yang sejahtera dan berpijak pada SDM unggul.

Ia bahkan menekankan pentingnya sains dan teknologi sebagai motor penggerak pengentasan kemiskinan. Dengan modal intelektual dan inovasi, setiap potensi bisa dikembangkan menjadi peluang kesejahteraan. Pendidikan tinggi dan pendekatan digitalisasi menjadi alat konkret pencapaian kemerdekaan sejati ini.

Pilar Kebijakan Pengentasan: Nilai Martabat dan Kemandirian

Dalam sorotan media, Prabowo juga menegaskan bahwa kemerdekaan melibatkan martabat dan kemandirian bangsa. Ia ingin Indonesia tidak lagi dianggap remeh—tetapi menjadi negara yang dihormati di kancah internasional. Anak-anak generasi mendatang harus bisa memakai produk-produk “made in Indonesia”, mulai dari mobil hingga parfum, sebagai simbol kemandirian ekonomi yang merdeka dan bermartabat.

Untuk menggarap potensi ini, pemerintah membentuk lembaga seperti Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP2K), yang menjadi ujung tombak formulasi dan koordinasi kebijakan serta evaluasi agar pengentasan kemiskinan berjalan efektif sejak 2024. Lembaga ini mengambil peran lebih dari sebelumnya—dari perancang kabijakan menjadi eksekutor visible di lapangan.

Lebih dari sekadar ide, ini adalah strategi nyata: uji coba program Free Nutritious Meal, pemeriksaan kesehatan gratis 60 juta warga, penguatan food estate, dan program sektor pertahanan terintegrasi dengan ketahanan pangan jadi bagian dari model pemerintahan yang ingin memastikan kemerdekaan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Penutup

Presiden Prabowo kemerdekaan adalah bebas dari kemiskinan bukan hanya slogan patriotik—itu sebuah misi nasional. Dari pengentasan kemiskinan, eliminasi kelaparan, hingga pemenuhan hak atas martabat hidup, pemerintahannya menata peta kemerdekaan yang substansial.

Mudah-mudahan, target ini bukan sekadar cita-cita simbolik, tapi jadi perjalanan nyata menuju Indonesia sejahtera. Karena kemerdekaan sejati adalah ketika rakyat berdiri kuat, tidak ada yang kelaparan, dan setiap individu merasakan hak dasar hidup yang bermartabat.