Rupiah Ambruk Usai Demo Panas, Sementara Ringgit Senyum‑Senyum

Rupiah Ambruk Usai Demo Panas, Ringgit Stabil & Justru Lebih Diminati

garisberita.com – Perdagangan Jumat (29/8/2025) sempat diwarnai pelemahan rupiah yang mengkhawatirkan. Kurs rupiah di pasar spot bergerak dari sekitar Rp16.353 menjadi Rp16.354 per USD di pembukaan, kemudian melemah lebih dalam ke kisaran Rp16.445–Rp16.488 menjelang siang. Ekonom Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, menyebut bahwa tekanan datang dari kondisi global yang tidak kondusif dan sentimen negatif dari aksi demo yang berujung ricuh

Demo kemarin memang menjadi pemicu. Ribuan massa turun ke jalan, awalnya menuntut pembatalan tunjangan DPR dan kenaikan upah, namun ditutup oleh kerusuhan dan insiden tragis—dibuat makin panas oleh Brimob yang menabrak pengendara ojol, membuat pasar makin cemas.

Sementara itu, Ringgit Malaysia justru menunjukkan ketahanan lebih kuat, memberikan kesempatan lebih baik bagi warga Malaysia untuk berlibur ke Indonesia, karena kurs rupiah lebih menguntungkan mereka. Ini jadi peluang promosi pariwisata yang cukup menarik

Dampak Demo & Sentimen Global kepada Rupiah

1. Sentimen risiko meningkat (risk-off sentiment)
Tuntutan politik yang memanas dan potensi konflik memperlemah kepercayaan pasar terhadap rupiah. Analis pasar menyebut ada peralihan posisi investasi ke aset lain yang lebih stabil

2. Ketidakpastian global tetap membebani
Indeks Dolar AS (DXY) terus menguat dalam beberapa hari terakhir, menambah tekanan terhadap rupiah. Ini juga menunjukkan bahwa pelemahan bukan semata lokal, tapi juga reaksi atas arah ekonomi global

3. Risiko lanjutan jika demo berlarut
Analis memprediksi jika aksi demonstrasi terus berlangsung, rupiah bisa menyentuh atau melewati level Rp16.700 per USD, dan BI kemungkinan akan turun tangan lewat intervensi pasar valas

Mengapa Ringgit “Senyum-senyum”? Lihat Perbedaan Fundamental

Stabilitas Ekonomi Malaysia
Malaysia menikmati surplus neraca perdagangan, utang publik yang lebih rendah, dan kebijakan fiskal lebih terkendali. Sebagai perbandingan, rupiah menghadapi tekanan karena defisit dan ketergantungan pada komoditas

Kebijakan Moneter yang Lebih Agresif
Bank Negara Malaysia cenderung bergerak cepat dan tegas dalam menjaga kestabilan ringgit. Sedangkan BI masih berhati-hati dalam merespons, sebagian karena faktor subsidi dan reformasi struktural yang tertunda

Daya Tarik Wisata
Depresiasi rupiah membuat Indonesia semakin terjangkau bagi wisatawan Malaysia, khususnya di sektor pariwisata domestik. Fenomena ini menjadi momentum positif di tengah kekhawatiran lain

Perspektif Ekonom & Reaksi Resmi

Bank Indonesia Siap Intervensi
Analis seperti Lukman Leong dari Doo Financial Futures memperkirakan BI akan merespons lewat intervensi pasar valas jika pelemahan rupiah berlanjut

Kebutuhan Reformasi Struktural
Pendapat ekonom menyatakan bahwa BI tidak bisa bekerja sendiri. Pemerintah perlu memperkuat fondasi ekonomi—dari pembaruan ekspor non-komoditas, pengendalian subsidi, hingga reformasi perpajakan dan fiskal agar rupiah lebih tahan banting

Rupiah vs Ringgit: Lesehan di Panggung Regional
Ringgit yang stabil menambah tekanan kompetitif bagi Indonesia. Malaysia yang telah banyak mendiversifikasi ekspornya di sektor manufaktur, menunjukkan bahwa langkah jangka panjang akan sangat penting bagi daya tahan rupiah

Penutup – Rupiah Ambruk Usai Demo Panas: Alarm Ekonomi & Peluang Strategis

Rupiah Ambruk Usai Demo Panas – Alarm Serius untuk Stabilitas Ekonomi
Demo yang memanas tidak hanya dorong hasil politik—itu juga menggetarkan pasar keuangan. Pelemahan rupiah menunjukkan bahwa kepercayaan publik harus dijaga, lewat kebijakan moneter yang responsif dan keamanan politik yang terjaga.

Ringgit Menguat – Peluang Paruh Harapan bagi Indonesia
Walau ada tekanan, penguatan ringgit membuka peluang untuk mengekspor pariwisata dan menarik wisatawan Malaysia. Kalau ditangani cerdas, depresiasi rupiah bisa jadi angin segar untuk sektor ekonomi kreatif dan industri pariwisata lokal.