Soekarno, Jokowi & Prabowo: Siapa Presiden RI Paling Sering ke China?

Soekarno, Jokowi & Prabowo: Siapa Presiden RI Paling Sering ke China?

garisberita.com – Kunjungan presiden ke luar negeri sering jadi indikator seberapa dekat hubungan diplomatik suatu negara—begitu juga dengan kunjungan ke China. Nah, di antara Soekarno, Jokowi, dan Prabowo, kira‑kira siapa ya yang paling sering datang ke Negeri Tirai Bambu? Artikel ini bakal paparin perbandingan detailnya, biar kamu bisa paham dinamika hubungan Indonesia–China dari sudut kunjungan kepresidenan.

Soekarno & Awal Keakraban RI–China

Presiden Soekarno adalah tokoh pendiri diplomasi Indonesia modern, termasuk hubungan awal dengan Republik Rakyat Tiongkok. Sejak tahun 1950, hubungan diplomatik RI–China terjalin, lalu sempat terputus ketika Orde Lama tumbang dan dipulihkan kembali pada 1990-an. Dalam periode tersebut, Soekarno sering melakukan pendekatan ideologis ke China yang mendukung Gerakan Non-Blok dan anti-imperialisme. Dia aktif membangun relasi dekat dengan Beijing.

Meski Soekarno sering ke China secara ideologis dan politik, data kunjungan resminya cukup terbatas terdokumentasi. Dan tidak ada angka pasti mengenai seberapa sering kunjungannya dibanding era modern.

Meskipun begitu, peran Soekarno penting banget sebagai jembatan awal diplomasi antara RI dan Tiongkok—mewakili era pembentukan identitas Asia-Afrika dan kemerdekaan pasca-kolonial.

Jokowi – Pemimpin dengan Frekuensi Kunjungan Tertinggi

Joko Widodo (Jokowi) jelas pemenangnya kalau bicara jumlah kunjungan ke China. Selama dua periode (2014–2024), Jokowi tercatat melakukan 8 kunjungan resmi ke China dan bertemu Presiden Xi Jinping sebanyak 10 kali—catatan paling banyak dalam sejarah presiden modern.

Selama masa kepemimpinannya, kunjungan ke China disertai banyak hasil konkret: seperti proyek kereta cepat Jakarta–Bandung, investasi besar, dan RCEP. China juga jadi mitra dagang dan investor terbesarnya.

Kunjungan Jokowi juga memperkuat kerja sama Belt and Road Initiative (BRI) serta proyek infrastruktur prioritas nasional. Ini bener‑bener bukti komitmen mendalam dalam diplomasi ekonomi.

Prabowo – Pendekatan Diplomasi Modern & Strategis

Presiden Prabowo Subianto memang belum lama menjabat, tapi sejak era awal sebagai presiden‑terpilih, kunjungannya ke China langsung bikin heboh. Kunjungan pertamanya sebagai presiden‑terpilih (April 2024) langsung ke Beijing—signal kuat hubungan diturunkan dari era Jokowi.

Baru saja di awal masa jabatan, Prabowo kembali berkunjung ke China pada November 2024 untuk memperkuat relasi ekonomi dan direktif “seribu kawan, tanpa musuh”, konsep diplomasi bebas aktif.

Sejauh ini, total kunjungan resmi Prabowo bersama ke China tercatat 2 kali — satu sebagai presiden‑terpilih dan satu sebagai presiden aktif, menjadikannya paling jarang dari ketiganya.

Siapa Paling “Rajin” ke China?

Kalau dihitung dari jumlah kunjungan resmi yang tercatat:

  • Jokowi: 8 kali—jawaranya!

  • Prabowo: 2 kali hingga Juli 2025.

  • Soekarno: Paling bersejarah tapi dokumentasi kunjungan resmi terbatas.

Jadi, bisa dibilang Jokowi adalah presiden RI paling sering ke China dalam sejarah dokumentasi modern. Prabowo sedang membangun pola diplomasi baru, sedangkan Soekarno punya legacy mendasar tapi sulit diukur dengan angka kunjungan.

Penutup – Diplomasi RI–China Lewat Perspektif Presiden

Hubungan Indonesia–China tak bisa dilepaskan dari peran masing-masing presiden. Soekarno kontribusi historisnya dalam pendirian diplomasi, Jokowi sebagai jembatan modernisasi ekonomi dan kerja sama besar, serta Prabowo yang meneruskan cerita dengan pendekatan pragmatis dan strategis.

Kalau kamu butuh infografis perjalanan ke China per presiden atau kutipan langsung Jokowi/Prabowo soal kebijakan, tinggal bilang ya—siap bantu!